By:KANIA POETRY
Matahari siang yang sama.Aku pun masih tetap sama seperti kemarin.Bersepatu lusuh,tas putih terjuntai sampai se lutut,dan aku tetap duduk di sudut,menunggu semua siswa pulang.Satu persatu mereka mengambil sepedanya masing-masing.Kulihat Yudith bernyanyi lirih sambil menuntun poligonnya.Nasir dengan gagah menaiki ‘ninja’,dan terlihat di ujung gerbang Fifi memecet Hp-nokia 6600-nya.
”Say,jemput donk!aku dah pulang nih”.Begitulah kira2 katanya .
Dan tak lama kemudian Supra X plus ‘sopirnya’ maksudku pacarnya melesat meninggalkan gerbang sekolah yang telah sunyi.Dan aku masih di sini bersama gerbang sekolah yang telah sepi.Aku melangkah ke dalam mengambil sepedaku yang teronggok di pojok dinding.Angin siang yang terik menawarkan senyum kecutku.Sepeda butut warna merah inilah yang memaksaku untuk tinggal dan menunggu sepi.Bukannya aku malu ke sekolah memakai sepeda merk forever yang kata orang dah layak masuk museum karena pabriknya dah tutup.Namun lebih tepatnya minder.Menurutku banyak konsekuensi negative yang harus aku tanggunng jika setiap pulang sekolah semua teman-teman melihatku memakai sepeda butut itu.Aku tak tau akan ku taruh di mana mukaku jika semua teman-temanku mengidentikkan aku dengan sepeda butut merah.Atau hal yang paling menyakitkan adalah penolakan dari beberapa kelompok siswa terhadap siswa lainnya yang hanya karena perbedaan status sosial,sebuah persepsi dari semua orang yang mengkotak-kotakkan status sosial hanya karena bagus atau tidaknya kendaraan yang dimilikinya .Dan aku tidak siap mental untuk itu semua.
* * *
Siang itu tidak biasanya,Hera teman sebangkuku mengajak jajan di warung sekolah.Untuk saat ini aku bisa bernafas lega karena dikantong masih ada uang yang cukup untuk beli semangkok bakso.Hera cerita ke aku kalo jajannya tiap hari hanya cukup untuk beli semangkok bakso dan segelas minuman.
”Ah yang bener Ra”.cerocosku tak percaya.(Kamu kan geng anak borju pikirku keheranan dalam hati).Matanya yang hitam dibalut bulu mata lentik itu menatapku.
”ya gitu deh.”ujarnya sambil tersenyum.
“kalo kamu?”
“Kalo aku,yakh kalo punya uang saja jajan.Tapi aku selalu sarapan kok”.jawabku sambil tersenyum pula.
Akhirnya hari ini bisa berubah juga. aku punya teman seorang yang baik.Namanya Herawati dia seorang model yang cantik tapi sederhana.Dialah yang akhirnya mengajakku bergaul dengan anak-anak borjuis.Tapi sepertinya badai dihatiku belum reda aku masih merasa risi bergaul dengan mereka.
* * *
Minggu pagi saat les di LBB.
Hari ini pelajaran yang jadualkan adalah matematika.Awalnya pelajaran berlangsung seperti biasa.Tiba-tiba mentor di sela-sela materi yang diberikan dengan semangat perang badar menjelaskan tentanng jilbab.
“Coba sampean lihat di surat An- Nur ayat 31.Disitu Allah menjelaskan tentang kewajiban wanita menutup aurotnya.Dan aurot wanita itu adalah…”
Kata-katanya yang berlogat jawa kental itu menohokku dengan sukses.Aku tersinggung mukaku merah padam mendengarnya. Entah kenapa kata-katanya seolah hanya ditujukan kepadaku saja.Aku sih sepakat dengan pemakaian jilbab namun sekali lagi duhai kaum Adam (karena mentorku tadi seorang ikhwan) tidakkah kau tau apa konsekuensi memakai baju itu!Bagi perempuan jilbab tidaklah sekedar pakaian yang menutup seluruh kulit namun lebih dari itu Jilbab merupakan simbol Akhlakul karimah.Sedang aku prestasi akademis saja menghawatirkan,sedangkan yang ku tau Islam mengajarkan untuk menjadi seorang manusia yang super.Seperti Khadijah yang mengorbankan harta kekayaannya untuk mendukung perjuangan Rasulullah dan kaum muslim yang tertindas saat itu.Atau seperti Fatimah Az Zahro yang mempunyai keluhuran budi yang sangat tinggi.Atau bahkan seperti Aisyah dengan kecerdasan intelektualnnya mungkin juga bisa jadi seperti Zaenab Al Ghhozali seorang muslimah perkasa yang dengan gagah berani melawann tirani Gamal Abdul Naser,hingga harus menanggung siksa dan derita di dalam penjara.Sanggupkah aku?Begitulah pikirku tentang kesiapanku berjilbab saat itu.
* * *
“Tara…surprise!”
Pagi yang heboh.Hari ini Hera membuat kejutan.cewek cantik itu membalut kulit putih nya dengan jilbab!Lagi2 aku dibuatnya heran.Begitu juga dengan teman2.Kenapa Hera tiba2 berubah drastis begitu.Jilbab itu! aku masih tak mengerti?
Oh God,apalah yang tidak dimiliki Hera.Kecantikan,banyak teman,dan kini kesadaran untuk berubah.
Bangku-bangku kelasku yang dekil jadi saksi bisu kami saat ia memberiku sebuah bungkusan.
”Rika maafkan aku,dulu aku menyuruhmu untuk berdandan gaul aku menyesal Ka.Oleh karena itu sebagai tanda maafku terimalah jilbab ini.Aku tau kamu juga menginginkannya kan!”.
Mataku berbinar,satu stel seragam panjang berpindah dari tangan Rika ke tanganku.Ya,keinginanku memakai jilbab berawal dari mendapat sindiran kakak mentor kemarin dan motifasi dari teman2ku di ROHIS Akhirnya aku sadar bahwa kebenaran itu memang harus dikatakan walaupun pahit rasanya.
“Makasih,Ra”.Mata kami saling berpandangan kemudian kami tertawa berdua serasa saat itu kami terbang melesat kearah cahaya,ya cahaya hidayahNya.
* * *
Mushola kecil di sudut sekolah.Adalah tempat dimana kutemukan terang pada sudut hatiku yang gemuruh
Kulihat disana sosok2 sederhna itu tersenyum.Mereka tidak membawa hp-untuk dipamerkan,mereka tidak membawa ninja untuk disombongkan.Kini aku tak perlu menunggu gerbang sekolah sepi saat akan menggambil sepeda.Bahkan aku bisa merasakan langit siang yang indah saat harus berebut keluar gerbang dengan siswa-siswa lainnya.Langit siang saksikanlah aku tak peduli semua orang tau tentang sepeda buntut ku,tentang sepatu lusuhku,tentang ‘kantong keringku’.Karena ini semua adalah pemberian terindah dari Allah untukku.Sesungguhnya yang dinilai Allah hanya dari ketakwaan hamba-Nya.Dan kini Allah pun menganugrahiku teman-teman yang hatinya selalu terpaut di Masjid.
Pada bening mata mereka menawarkan sebuah ketulusan.dan ketulusan itu sepeti warna-warna indah pelangi yang membelah langit sore hatiku.
Merekalah pelangi itu yang telah menghapus badai di hatiku .Adakah pelangi ini bisa dibeli dengan banyak materi?tentu saja takkan pernah bisa!
2 Comments:
terharu.........
semuanya memang bermula dari cara pikir/pandang qt terhadap semua hal yang qt hadapi..
dan..
cara berpikir itu bertumbuh dari keyakinan yang qt miliki....
Allah only,
that's enough.....
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Izin copas cerpen yg ada d blog in ya Pak/Bu, cz nda sempat baca, jd d baca d rumah :D
Syukron...
Post a Comment