23 Nov 2007

AUDISI

Peluh menetes disekujur tubuhku,derit suara sepatu kami terasa merdu,mengiringi tubuhku yang seolah menari dan meliuk .
”Bruk”
.”Ah”.
Sialan Yani mendorong tubuhku hingga terjengkang dan sekali lagi ia berhasil melakukan dunk.Satu skor lagi telah ia cipta.Terik siang ini seolah makin membakar hatiku.Kini ku berlari cepat,bola ditangan tak akan kubiarkan begitu saja lepas ,tubuhku meliuk-liuk mencari celah dan aku melompat setinggi mungkin .


“Dunk”teriakku,tapi…
“Reabon!”
“Gila!” sekali lagi umpatan keluar dari bibirku bola itu seharusnya masuk.Namun Yani melompat lebih tinggi dariku di atas ring basket dan berhasil dengan mulus menghalau bola masuk ke keranjang basketnya.
10-15 sekali lagi Yani mengungguliku.
“Minum dulu In.”
“Thanks”Kuteguk air dalam botol pemberian Yani sampai ludes.
“Kau bersemangat sekali hari ini In,dan aku salut,permainan basketmu makin bagus saja”.Cowok berpostur tinggi itu tersenyum sambil merangkul pundakku.
Aku muak.Entahlah seolah kata2nya barusan adalah sebuah ejekan. Terik mentari menguapkan seluruh mineral dalam tubuhku yang kemudian berubah menjadi api amarah.Serta merta kuhalau tangan Yani dan kubanting botol minuman yang telah kosong kemudian…
“Buk”Sebuah kepalan tinju melayang kuarahkan pada rahang cowok berkulit putih itu, ia terkejut, menjerit lalu jatuh tersungkur dan aku berdiri menantang didepannya.
“Bangun Yan,balas!”teriakku emosi.Yani terlihat kesakitan sambil memegangi pipinya yang lebam ia mencoba berdiri dan menatap kedua mataku.Mata kami saling beradu pandang.
“Apa maksudmu In”.Ku lihat pancaran murka dimatanya
“Pukulan itu untuk Nesya”.jawabku.Sebenarnya tidak hanya untuk Nesya tapi juga untuk rasa kesalku karena aku tak pernah bisa mengungguli permainan basketnya.
“Apa!kenapa kau pukul aku untuk dia?!”
“Hei,cowok egois kenapa kau buat Nesya kecewa,sangat kecewa!”kataku berapi2
Hening.Ku lihat Amarah Yani meluruh.Pandangan matanya berubah kini ia mengarahkan pandangannya menjauhiku.Tiba2 akupun merasa letih energiku drop.Hari ini benar2 melelahkan.
“Indra,kau tak mengerti,jangan salah paham”.Sambil menyeka keringat dirambutnya serta merta ia berbalik dan melangkah pergi,namun aku belum puas dan mengejarnya…

***
Aku,Yani dan Nesya adalah teman sejak kecil.Setelah lama tidak bertemu akhirnya kita reuni kembali ketika masuk SMU yang sama.Aku dan Nesya kelas X dan Yani yang lebih tua dari ku setahun duduk di kelas XI.Sampai suatu ketika… Siang itu Nesya kesal sekali karena pesanan bajunya belum juga datang padahal baju itu saat ini juga akan digunakan untuk ikut audisi ‘Akademi Idol Indonesia’.Setelah beberapa kali di hubungi lewat sms dan telephon akhirnya Yani datang juga dengan tergesa2 dengan membawa baju pesanan cewek berambut ikal itu.Namun tiba2 terdengar teriakan Nesya.
”Kakak baju apaan nih ,masak audisi disuruh memakai baju beginian!”.Dengan marah Nesya menunjukkan setelan jubah dan sebuah jilbab panjang.
“Wah sori banget Nes,tadi aku terburu2 pasti tadi aku salah ambil.”Kata Yani terkejut.
Nesya kesel banget .“Duh kalau begini ceritanya aku bisa terlambat kak,kamu mau aku batal ikut audisi itu!”Kata Nesya marah.
Akhirnya dengan sangat terpaksa Nesya kembali menunggu Yani mengambil baju pesanannya padahal jarak antara rumah Nesya dan butik mamanya Yani cukup jauh.Alhasil Nesyapun terlambat tiba ditempat audisi pencarian penyanyi baru berbakat itu sampai satu jam lebih 59 menit.Dan secara otomatis Nesya dinyatakan oleh panitia gagal ikut audisi ‘Akademi Idol Indonesia’…
Yani sendiri pun dapat ganjaran atas kelalaiannya kini selain dimusihin Nesya,ia juga dapat omelan dari mamanya sendiri karena telah mengecewakan pelanggannya,Yaitu Nesya yang telah memesan baju di butiknya.

***
“Kau sudah menghancurkan Impian seorang Nesya Yan”.kataku lagi.
“Tapi aku sudah minta maaf”.
“Kau tau aku sudah terlanjur beli banyak pulsa untuk mendukung Nesya,teman2 di sekolah juga siap berkampanye dengan membuat poster dan spanduk dukungan.Mereka pasti juga ikut kecewa Yan”.Kataku bernada protesYani terdiam tapi tidak terlihat sesal di wajahnya.
“Aku sudah memaafkanmu kak”.Tiba2 dihadapan kami muncul seorang gadis cantik mengenakan baju panjang dengan jilbab di kepalanya.
“Nesya!”Seru kami terkejut.
“Ya,kita ambil saja hikmah dari peristiwa kemarin,awalnya aku bingung karena harus dihadapkan 2 pilihan.Disatu sisi aku pingin banget ngejar cita2 jadi penyanyi dan ikutan audisi2 namun di sisi lain aku juga punya keinginan yang kuat untuk segera menutup aurot.Indra,kak Yani doakan aku istiqomah”.Kata Nesya sambil tersenyum.Kami berdua jadi lega mendengarnya..
“Alhamdulillah”.Aku dan Yani tertawa.
“Selamat Nes atas keputusanmu”.Ujar Yani dengan mata berbinar
“Oh iya Yan,sori banget ya kemarin aku sampai nonjok kamu”.kataku menyesal sambil kujabat tangan Yani.
“Sebuah kebenaran memang butuh pengorbanan”kata Yani bijak.
Kami bertiga lega.Akhirnya masalah ini berakhir happy ending.Yang terpenting persahabatan kita tidak jadi terpecah.Hari sudah semakin senja kami bertiga segera melangkahkan kaki pulang meninggalkan stadion basket yang telah sepi.Saat iniYani dan Nesya menemukan sebuah hikmah dari peristiwa itu.Dalam menghadapi semua masalah memang diperlukan kebijaksanaan.Benarlah sebuah nasihat ‘Menjadi tua itu pasti namun menjadi dewasa adalah pilihan’.

***
By:KANIA POETRY



0 Comments:

© Blogger Templates | Admin Email:flp_mojokerto@plasa.com